Terlihat sesak di jalan sana
Mencari tambah aset negara
Terlihat sunyi di jalan sana
Semuanya 'mati' tanpa redha
Satu daerah dalam derhaka
Berpilin-pilin tali sengketa
Angkara nista entah mengapa
Berlingkar helah dan dusta
Pada kerajaan itu tunduk semuanya
Pada yang satu bagai terserah jiwa
Bahkan dikerah tenaga dan harta
Menjamah nyawa-nyawa tak berdosa
Terdiam jiran sebangsa kelu seribu bahasa
Tiada pernah bersuara
Bagaikan setuju semua bencana
Tak mampu berbuat apa-apa
Selain mengunci benar yang nyata
Lihat saja bangsa kita
Di arus perdana kian alpa
Petanda malapetaka
Membusuk kejian segenap jiwa
Menjadi barah antara tetangga
Teguh pohon kerana akarnya
Mana mungkin teguh akarnya tanpa baja
Ibarat marhaen kita
Berlumba-lumba mencari binasa
Bukankah sejarah sudah mengajar kita?
Apatah lagi Yang Maha Esa
Tiadalah iman sempurna
Jika tak berkasih sesama manusia
Maka apa lagi yang kita punya?
Usia dan masa
Itu yang kita punya
Setiap hari dan setiap ketika
Berputar-putar umpama roda
Mengitung amal si bertakwa
Menghitung dosa si celaka
Maka dengan itu
Manusia lari berpusu-pusu
Berkejar-kejar akan sesuatu
Sedang bau itu
Menyelinap masuk setiap penjuru
Merenggut iman dan nafsu
Memilih yang mana satu
Manusia itu tidak tahu
Kalaulah mereka tahu
0 comments:
Post a Comment