Saturday 24 May 2014

Cinta kepada Pemilik Cinta






Umpama pepasir pantai. Merimbun bak pohon di tengah gurun. Merentasi sempadan masa yang menjadi pemisah antara yang fana dan yang kekal abadi. 
Mengapa hati ini tidak betah? Mengapa nafsu selalu berkuasa? 
Tak sempat mengungkap kata taubat, rebah jiwa di lembah kekufuran. Hikmah pedoman itu sekadar di angin lalu. Tiada bisa melawan setiap laku khilafmu.

Dosa. Ya, itulah sisa-sisa di lubuk hatimu terdalam. Biar sedikit cuma, namun mampu menggugah akal budi. Biar cuma senoktah tanda, tetap terkesan jahilnya iman di situ. Lambat laun, ia membakar jiwa abidmu, mencarik akhlakmu, menikam warasmu. Justeru, apa nasibmu wahai pedagang?

Doa. Segerakanlah serumu itu, tetapkan dudukmu walau seketika di atas sejadah. Merintihlah dalam keinsafan, menangislah untuk kasih-Nya, pohonlah akan maghfirah-Nya. Hanya itu mampu menjadi perantara antara Pencipta dan yang dicipta, antara Tuan Empunya dan hamba yang hina. 

Hanya dengan itu, kita kenal cinta kepada Pemilik Cinta.


0 comments:

Post a Comment

 
;